Manifestasi klinis merupakan gejala-gejala yang muncul pada pasien saat mengalami suatu kondisi kesehatan. Bentuknya dapat berupa gejala yang dirasakan pasien, tanda-tanda yang dapat dilihat oleh dokter dan sindrom yang muncul pada pasien. Sebagai Apoteker, pengetahuan mengenai hal ini sangat diperlukan untuk memahami reaksi obat terhadap pasien yang datang ke Apotek ketika menebus resep.
Melalui artikel ini, Gmin ingin mengajak Anda untuk mengetahui serba-serbi dari manifestasi klinis. Silahkan simak dengan baik ya!
1. Bentuk Manifestasi Klinis
Gejala
Ketika mengalami suatu penyakit, gejala merupakan hal yang dirasakan pasien maupun perubahan fisik yang terjadi pada pasien. Manifestasi klinis pasien pasien bersifat subjektif dan perubahan fisik pada pasien bersifat objektif. Selain itu, gejala yang timbul juga bisa bersifat kronis (dalam waktu yang lama) maupun akut (dalam waktu singkat).
Gejala yang muncul pada suatu penyakit dapat membantu dokter untuk melakukan diagnosis dan menentukan metode pengobatan bagi pasien. Untuk kasus yang parah, gejala juga dapat membantu dokter mengetahui tingkat keparahan penyakit pasien. Perlu Gmin ingatkan bahwa manifestasi klinis dapat berbeda-beda bagi setiap pasien, karena dipengaruhi oleh jenis penyakit, tingkat keparahan penyakit dan faktor usia pasien.
Tanda
Seperti yang Gmin sebutkan sebelumnya, pasien dapat mengalami hal secara subjektif maupun objektif. Tanda merupakan bentuk objektif dari penyakit. Tanda ini bisa dilihat oleh dokter maupun pasien. Contoh dari tanda yang terlihat saat pasien sakit adalah perubahan fisik dan fungsi tubuh yang tidak berjalan normal. Melalui tanda, dokter juga dapat melakukan diagnosis atas penyakit dan menentukan cara pengobatan yang tepat bagi pasien.
Sindrom
Sindrom muncul sebagai gejala-gejala dan tanda yang menyertai suatu penyakit. Sama halnya dengan gejala, sindrom dapat digunakan oleh dokter menentukan diagnosis penyakit.
Kebanyakan sindrom memang bisa menjadi pertanda suatu penyakit, namun terdapat beberapa jenis sindrom yang menandakan normalnya tubuh, misalnya perempuan yang mengalami PMS (Premenstrual Syndrome).
2. Contoh Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis Anemia
Anemia merupakan kondisi yang terjadi ketika terjadi penurunan sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen sehingga kebutuhan tubuh tidak terpenuhi. Manifestasi klinis dari anemia secara objektif yaitu pasien terlihat pucat terutama pada bagian telapak tangan dan juga lidah.
Secara subjektif pasien yang mengalami anemia akan merasakan denyut nadi yang cepat, bunyi yang keras pada bagian jantung (bising sistolik) dan ketika dilakukan auskultasi akan terdengar suara berdengung pada bagian pembuluh darah leher.
Manifestasi Klinis Hipertensi
Hipertensi merupakan kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara abnormal. Secara subjektif, pasien hipertensi dengan gejala berat akan merasakan pusing/sakit kepala, mual, muntah-muntah, nyeri dada dan berkeringat secara berlebihan. Namun, tidak semua pasien hipertensi merasakan gejala, sehingga harus dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui jika pasien benar-benar mengalami hipertensi.
Manifestasi Klinis Diare
Diare merupakan kondisi kesehatan yang menyebabkan pasien mengalami peningkatan frekuensi buang air besar (lebih dari 3 kali sehari). Pada saat air buang air besar, tinja pasien juga akan terlihat cair dan dalam kondisi tertentu tinja juga disertai darah. Secara objektif, mata pasien yang terkena diare akan terlihat cekung dan kulit tubuh akan terlihat kering. Sedangkan secara subjektif, pasien akan merasakan kram perut, rasa haus dan nyeri dalam mengejan.
Manifestasi Klinis Cacar
Cacar merupakan penyakit yang menyebabkan ruam gatal di seluruh tubuh. Ruam pada cacar akan terlihat pada wajah, dada dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
Baca juga… Fakta Cacar Air yang harus Apoteker Tahu
Manifestasi Klinis Stroke
Stroke merupakan kondisi dimana aliran darah ke otak terputus akibat penyumbatan pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah yang menuju ke otak. Kondisi ini menyebabkan sel-sel otak mati dan tubuh akan kehilangan fungsi yang semestinya. Stroke dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu stroke iskemik (akibat penyumbatan pembuluh darah) dan stroke hemoragik (akibat pecahnya pembuluh darah).
Secara subjektif, pasien yang terkena stroke akan merasakan lemah pada otot pada salah satu sisi tubuh, merasakan pusing dan lemah pada sebagian otot wajah. Sedangkan secara objektif, pasien yang terkena stroke akan merasa bingung, tidak dapat berbicara lancar dan merasa kesulitan memahami ucapan seseorang.
3. Pentingnya Memahami Manifestasi Klinis Bagi Apoteker
Untuk membantu Anda pentingnya memahami manifestasi klinis, Gmin akan memberikan sebuah contoh kasus pasien Abses Gigi dan mengalami nyeri gigi sebagai gejalanya. Sebagai Apoteker, Anda dapat menanyakan beberapa hal berikut sebelum memberikan obat kepada pasien:
- Apakah nyeri gigi tersebut sangat mengganggu?
- Apakah nyeri gigi terjadi baru-baru ini atau memang sudah dirasakan sejak lama?
- Apakah ada gejala lain yang dirasakan selain nyeri gigi?
Melalui contoh kasus ini, Gmin ingin menunjukkan bahwa dengan memahami gejala yang dialami pasien Abses Gigi, Anda dapat memberikan pemahaman kepada pasien mengenai cara kerja obat yang diresepkan oleh dokter serta kemungkinan efek samping yang terjadi kepada pasien.
Dengan memahami manifestasi klinis, Anda juga dapat memberikan edukasi kepada pasien yang datang ke Apotek mengenai gejala maupun tanda yang tidak boleh diabaikan dari suatu penyakit. Jika ingin memahami topik ini lebih lanjut, Gmin menyarankan Anda untuk membaca jurnal-jurnal medis yang kredibel. Sekian yang dapat Gmin sampaikan, sampai jumpa di artikel berikutnya!
Sumber:
https://www.halodoc.com/kesehatan/hipertensi
https://www.alodokter.com/stroke
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-diare-ini-penyebab-gejala-dan-cara-mengatasinya
https://www.halodoc.com/kesehatan/anemia
https://www.alomedika.com/penyakit/kesehatan-gigi-dan-mulut/abses-gigi/diagnosis