Meskipun sama-sama menjual obat, terdapat perbedaan Apotek dan Toko Obat yang signifikan, misalnya saja dalam bentuk perizinan. Perbedaannya juga terletak pada operasional kedua tempat ini, Apotek harus memiliki Apoteker jika ingin memulai operasional, sedangkan toko obat tidak memerlukan Apoteker dan bisa berjalan dengan adanya Tenaga Teknis Kefarmasian (TKK), karena di toko obat ini obat-obatan yang dijual juga terbatas.
Bukan cuma dalam bentuk perizinan dan operasional, perbedaan lainnya akan Gmin sampaikan melalui artikel di bawah ini. Yuk, langsung saja simak bersama!
1. Apa itu Apotek dan Toko Obat?
Apotek merupakan pelayanan kefarmasian yang merupakan tempat Apoteker melakukan prakteknya, maka itu Apotek hanya dapat melakukan operasionalnya jika ada seorang Apoteker. Apoteker sendiri adalah seseorang yang sudah menempuh studi dalam profesi Apoteker dan mengucap sumpah untuk jabatannya. Bukan cuma bekerja di Apotek, Apoteker ini juga bisa menjadi PSA (Pemilik Sarana Apotek), APJ (Apotek Penanggung Jawab) maupun Apoteker Pendamping.
Toko obat sendiri merupakan sebuah sarana dengan izin untuk menyimpan obat bebas terbatas dan obat bebas untuk dijual, secara eceran. Berdasarkan hal ini, toko obat tidak memerlukan Apoteker dalam operasionalnya, karena bisa menggunakan Tenaga Teknis Kefarmasian (TKK) yang diawasi oleh Apoteker. Nah, dikarenakan tidak ada Apoteker dalam operasionalnya, toko obat ini juga tidak boleh menerima pasien dengan resep dokter.
2. Perbedaan Apotek dan Toko Obat
Apotek dan toko obat sama-sama menjual obat, lalu dimana letak perbedaannya? Gmin yakin Anda pasti penasaran! Nah, disini kita akan membahas mengenai perbedaan signifikan dari keduanya, mari kita mulai dari operasional. Jika Apotek membutuhkan Apoteker untuk berjalan, maka toko obat hanya membutuhkan TTK (Tenaga Teknis Kefarmasian).
Lalu, apa perbedaan dari Apoteker dan TKK? Di sini, Apoteker merupakan sarjana farmasi yang sudah menempuh pendidikan profesional dan telah mengucap sumpah untuk profesinya. TKK sendiri tidak menempuh pendidikan Apoteker dan kompetensi yang diperoleh tidak sama dengan Apoteker, sehingga tanggung jawabnya dibatasi.
Kembali lagi ke pembahasan mengenai Apotek, bisnis ini bisa menjual obat-obatan (mulai dari yang resep hingga non-resep), termasuk narkotika dan psikotropika, karena dalam syarat perizinannya, sudah memenuhi persyaratan secara legal untuk mendirikan bisnis Apotek. Selanjutnya, ada toko obat yang hanya menjual obat-obatan terbatas. Biasanya obat yang dijual di toko ini merupakan obat yang memiliki kemasan dengan lingkaran hijau (obat bebas) dan kemasan dengan lingkaran biru (obat bebas terbatas).
Baca juga… Tata Cara dan Syarat Administratif Mendirikan Bisnis Apotek
3. Izin Toko Obat
Toko obat diselenggarakan oleh pelaku usaha perseorangan, dimana hal ini merujuk kepada TTK (Tenaga Teknis Kefarmasian). Terdapat beberapa persyaratan yang dibutuhkan jika ingin mendirikan bisnis ini, diantaranya:
- STRTTK (Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian)
- Surat Izin Praktek TTK sebagai Penanggung Jawab
- Denah Bangunan
- Daftar sarana, prasarana dan BAP (Berita Acara Pemeriksaan)
Berdasarkan Permenkes No. 26 Th. 2018, jika BAP dinyatakan tidak ada perbaikan, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota akan menyampaikan notifikasi pemenuhan “Komitmen Izin Toko Obat” paling lama 3 hari kerja, melalui sistem OSS.
4. Tips Membuka Toko Obat
Menyusun Rencana
Jika sudah mengambil keputusan untuk membangun bisnis toko obat ini, harus ada rencana matang yang dibuat. Rencana ini bisa dilakukan dengan menganalisa SWOT yang merupakan kependekan dari Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Kesempatan) dan Threats (Ancaman). Dari situ, Anda bisa membuat list dari masing-masing poin, untuk tahap selanjutnya Anda juga bisa mencari tahu informasi tentang toko obat yang ada di sekitar.
Tentukan Lokasi Strategis
Toko obat harus berada di tempat dengan lokasi yang strategis, supaya mudah diakses oleh masyarakat. Jangan sampai lokasi yang dipilih jauh dari jalan raya atau daerah yang minim penduduk, karena hal ini juga akan sangat berpengaruh pada bisnis. Selain itu, Gmin juga tidak merekomendasikan Anda untuk membuka bisnis ini dengan jarak tempat yang dekat dengan bisnis yang sama (kompetitor), karena hal ini juga akan berdampak negatif terhadap bisnis.
Mengurus Perizinan
Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK) dan Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK) merupakan salah satu persyaratan yang dibutuhkan untuk memperoleh izin mendirikan usaha toko obat. Nah, STRTTK ini merupakan bukti bahwa seorang TT, sudah terdaftar secara resmi di Kemenkes. Untuk SIKTTK sendiri, fungsinya adalah surat praktek untuk TTK bekerja.
Memilih PBF dan Strategi Bisnis
Kalau izin sudah lengkap, langkah selanjutnya adalah mencari PBF. PBF merupakan Pedagang Besar Farmasi yang memiliki fungsi sebagai distributor resmi yang memiliki persyaratan sesuai dengan ketentuan hukum. Bingung harus stok obat apa saja? Mudah kok! Cara menentukannya adalah dengan mencari tahu, obat-obatan apa saja yang umum dibeli oleh masyarakat dan dapat dijual secara bebas.
Baca juga… PBF Itu Apa, Sih? Yuk, Simak Pengertian dan Tugas-Tugas Pedagang Besar Farmasi
Nah, itulah perbedaan-perbedaan antara Apotek dan toko obat. Tetap ingat ya, walaupun menjual obat-obatan, jenis obat yang dijual oleh kedua bisnis ini tetap berbeda, di Apotek tentunya berbagai macam obat tersedia, mulai dari obat dengan resep dokter maupun non-resep. Toko obat tidak menerima resep obat dari dokter sehingga persediaan obat-obatannya juga sangat terbatas.
Tertarik untuk mengembangkan bisnis Apotek milik sendiri? Saat ini, tidak perlu repot-repot sendiri mengurus perizinan loh, karena ada jasa pendirian Apotek yang bisa Anda coba.
Sumber:
https://gaya.tempo.co/read/1612416/meski-sama-sama-jual-obat-apotek-dan-toko-obat-ada-bedanya
