Dalam bisnis Apotek, HNA dan HJA merupakan aspek yang penting, karena digunakan untuk mengukur keuntungan dan juga menentukan harga yang tepat bagi pelanggan. Sebelum masuk ke pembahasan, apakah Anda sudah tahu makna dari HNA dan HJA? Singkatnya, HJA (Harga Jual Obat di Apotek) adalah harga yang ditawarkan saat menjual obat dan HNA (Harga Netto Obat) adalah harga pokok saat Apotek membeli obat dari PBF (Pedagang Besar Farmasi).
Untuk membahas kedua hal tersebut, Gmin sudah menyiapkan poin-poin penting di bawah ini. Cermati informasinya dengan baik ya!
1. HNA dan HJA

Harga Netto Apotek (HNA) merupakan modal awal Apotek untuk membeli obat-obatan dari Pedagang Besar Farmasi (PBF), HNA ini merupakan harga beli yang dibayarkan ke PBF tanpa potongan harga atau diskon. HNA nantinya akan digunakan sebagai salah satu unsur yang menentukan Harga Jual Obat di Apotek (HJA), nah HJA ini berfungsi untuk menetapkan harga jual obat bagi pelanggan. HJA ditentukan untuk menyeimbangkan harga agar dapat dijangkau oleh masyarakat, namun tetap menguntungkan bagi bisnis Apotek.
Mengacu pada Permenkes No. 98 Tahun 2015, selain HNA dan HJA, ada juga yang disebut dengan HET. HET atau Harga Eceran Tertinggi Obat merupakan harga jual tertinggi obat di Apotek, toko obat dan instalasi farmasi rumah sakit atau klinik. Disini, Industri Farmasi wajib memberikan informasi HET dengan mencantumkan pada label obat. Informasi HET harus ada dalam kemasan obat berupa nominal dalam bentuk rupiah maupun formula HET.
Apotek hanya bisa menjual obat dengan harga yang sama atau lebih rendah dari HET. Namun ada pengecualian, bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi jika terdapat perubahan dan nominal yang tercantum pada HET sudah tidak sesuai dengan ketentuan yang ada.
2. Hal yang Mempengaruhi Harga Jual Obat di Apotek

Harga Netto Apotek (HNA)
Seperti yang sudah Gmin bahas, HNA merupakan harga beli obat Apotek ke PBF tanpa adanya diskon maupun jenis promo lainnya. Jika ingin mengetahui HNA, lihat faktur pembelian dan cari harga beli obat yang ingin dicari HNA-nya. Ada rumus yang bisa digunakan untuk menghitung HNA loh! Anda bisa melihat rumusnya pada poin nomor 3 di artikel ini.
Diskon dari PBF
Saat membeli kebutuhan obat-obatan, umumnya PBF akan memberikan diskon jika Apotek sudah menjadi “langganan”, disini diskon yang diberikan akan sangat berpengaruh kepada penetapan HJA, Semakin besar diskon PBF, Apotek bisa menekan harga beli obat-obatan, itulah kenapa HJA-pun akan lebih rendah.
Harga Jual Obat Kompetitor
Kompetitor Apotek Anda juga mempengaruhi HJA, karena bisa digunakan sebagai strategi bisnis. Untuk menjadi lebih unggul dari kompetitor, Anda bisa menjual produk obat tertentu (obat bebas dan obat bebas terbatas), dengan harga yang sama dengan harga normal atau lebih rendah dari kompetitor. Tapi ingat ya, jangan sampai menjual dengan harga yang terlalu rendah dan menyalahi ketentuan HET, karena bisa menimbulkan kerugian bisnis.
Biaya Lain-lain
Ada biaya-biaya lain yang perlu diperhitungkan karena berpengaruh pada HJA, misalnya biaya embalase (kemasan obat) dan biaya pelayanan di Apotek.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
PPN merupakan jenis pajak yang disetor dan dilaporkan Apotek setiap adanya penjualan obat atau barang dagang lainnya. Namun, kewajiban PPN ini berlaku untuk Apotek yang sudah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP). Jenis pajak PPN ini disetor dan dilaporkan Apotek setiap adanya penjualan obat atau barang dagang lainnya. Pembayaran serta pelaporan PPN dilakukan per-bulan dan saat ini jumlah PPN yaitu 11%.
Pihak yang sudah menjadi PKP (Pengusaha Kena Pajak) wajib membayar PPN. Pembayaran dan pelaporan PPN dilakukan setiap bulannya dengan batas waktu akhir bulan berikutnya. Pelaporannya sendiri dilakukan hanya melalui laman resmi DJP.
Baca juga… Harus Tau! 3 Hal Penting Tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Untuk Bisnis Apotek
Nilai Keuntungan Mark Up
Pernah mendengar istilah mark up? Disini, mark up merupakan penambahan harga pada modal suatu produk untuk menetapkan harga jual tertentu. Mark up yang dilakukan Apotek juga berpengaruh kepada HJA, semakin tinggi mark up, harga jual obat juga akan semakin tinggi. Umumnya, mark up dilakukan untuk produk obat-obatan paten dan obat yang membutuhkan resep dokter.
3. Cara Menghitung HJA dan HNA

Rumus HNA
HNA merupakan modal awal Apotek saat membeli obat dari PBF, untuk menghitungnya harus diketahui HNA dari masing-masing produk yang dibeli. Biasanya harga dari masing-masing produk sudah tercantum di faktur pembelian. Dalam faktur pembelian tersebut, akan ada informasi PBF, daftar obat yang dipesan, jumlah, nomor batch obat, tanggal ED dan harga beli. Berikut Gmin beri rumus untuk menghitung HNA:
HNA = Harga Beli Obat : Kuantitas Obat per-Kemasan
Rumus HJA
Rumus HJA digunakan untuk menentukan harga jual obat kepada pelanggan. Sebelum menghitung HJA, pastikan untuk menghitung HNA dengan rumus yang sudah Gmin lampirkan sebelumnya. Ini dia rumus untuk menghitung HNA.
HJA = [(HNA + PPN) + Margin] + Uang Resep/Servis
Berdasarkan pembahasan di atas, HNA dapat membantu Apotek dalam menentukan harga jual ke pelanggan. Dengan menetapkan HJA yang tepat, Anda juga akan bersaing dengan kompetitif dengan bisnis lainnya dan menerima keuntungan yang berdampak baik bagi bisnis.
Memastikan HJA dan HNA Apotek bukan hanya cara untuk meraih keuntungan dalam bisnis loh! Sistem Apotek yang baik juga menjadi salah satu faktor penting, karena aplikasi yang tepat bisa membuat pertumbuhan bisnis semakin pesat.
Sumber:
https://peraturan.bpk.go.id/Details/116671/permenkes-no-98-tahun-2015