Di balik umumnya kondisi batuk, tersimpan berbagai faktor penyebab dari masing-masing jenisnya. Batuk yang sering dilihat sebagai kondisi sederhana bisa menjadi pertanda gejala penyakit serius. Batuk sendiri merupakan respon alami dari tubuh yang timbul akibat adanya gangguan dalam sistem pernapasan.
Sebagai seorang Apoteker, penting bagi Anda untuk memiliki pengetahuan mengenai jenis-jenis batuk untuk menangani kondisi tersebut dengan tepat. Simak penjelasan berikut untuk mempelajari jenis batuk dan penanganannya.
1. Batuk Rejan atau Pertussis

Pertussis atau batuk rejan merupakan jenis batuk yang mudah menular dan diakibatkan oleh infeksi virus Bordetella pertussis atau Bordetella parapertussis. Gejala batuk rejan yang paling umum adalah tarikan napas panjang disertai batuk yang sulit berhenti. Gejala lain yang dapat muncul yaitu mata berair, demam, dan pilek.
Sebagai Apoteker, Anda dapat mengedukasi mengenai pencegahan Pertusis dengan meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya menghindari kontak dengan orang yang sakit, vaksinasi, dan mencuci tangan dengan sabun secara teratur. Selain itu, pencegahan batuk rejan juga dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan rumah.
2. Batuk Efek Konsumsi Obat

Batuk juga bisa terjadi akibat penggunaan beberapa jenis obat, misalnya obat hipertensi. Beberapa obat hipertensi dapat menyebabkan batuk kering setelah minum obat. Namun jika batuknya cukup parah, Anda perlu meminta pengidap untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memilih obat lain yang sesuai.
Untuk mengatasi batuk yang disebabkan oleh konsumsi obat, cara-cara seperti berikut dapat dilakukan:
- Minum Air Putih: membuat dahak menjadi encer dan lebih mudah dikeluarkan.
- Gunakan Pelembab Udara: meningkatkan kelembaban pada udara.
- Air Garam: membantu meredakan sakit tenggorokan.
- Madu: mengandung efek antibakteri dan anti-inflamasi yang dapat membantu meredakan batuk.
3. Batuk Cemas/ Stress (Psikogenik)

Jenis batuk ini disebabkan oleh faktor psikologis. Ketika seseorang terlalu cemas atau stress, batuk Psikogenik akan muncul sebagai respon.
Untuk menanganinya, Anda dapat meminta pengidap batuk Psikogenik untuk mengurangi kecemasan berlebih. Anda juga bisa menyarankan pengidap melakukan konsultasi dengan ahli Psikologi.
4. Batuk Perokok

Sesuai dengan namanya, batuk ini disebabkan oleh kebiasaan merokok. Semakin sering merokok, sillia (rambut kecil pada saluran udara tubuh) akan perlahan kehilangan fungsinya untuk mengeluarkan residu dari asap rokok yang ada di paru-paru.
Untuk menangani batuk perokok, Anda dapat merekomendasikan pengidap untuk berhenti merokok secara bertahap dan memulai hidup sehat. Selain itu, teknik pernafasan diafragma dan perut dapat membantu membersihkan paru-paru dan meredakan batuk.
5. Lendir Hidung (Post-nasal Drip)

Saat kondisi hidung normal, lendir dalam hidung berfungsi untuk menjaga kelembapan pada hidung dan tenggorokan. Ketika lendir terlalu banyak, saluran tenggorokan akan tersumbat dan menyebabkan batuk. Jumlah lendir yang tidak normal dapat disebabkan oleh alergi dan cuaca.
Umumnya, jenis batuk ini menyebabkan gatal pada mata dan memicu bersin. Selain itu, Post-nasal Drip juga bertambah parah pada cuaca dingin di malam hari. Gunakan pakaian hangat, selimut tebal, dan konsumsi minuman hangat untuk meredakan batuk ini.
Untuk mengobati Post-nasal Drip, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Akibat Alergi: Konsumsi obat antihistamin atau steroid hidung untuk mengurangi produksi lendir.
- Akibat Infeksi: Minum antibiotik (jika disebabkan oleh bakteri) atau obat antivirus (jika disebabkan oleh virus).
- Akibat Iritasi: Hindari asap rokok dan polusi udara
6. Batuk GERD (Asam Lambung)

GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) merupakan gangguan produksi asam di lambung. Pada kondisi ini, asam akan naik hingga tenggorokan dan menyebabkan rasa tidak nyaman dan memicu batuk.
Untuk menangani batuk yang dipicu oleh GERD, pastikan untuk menangani GERD terlebih dahulu.
GERD dapat diatasi dengan mengkonsumsi obat-obatan seperti berikut:
- Obat antasida: menetralkan asam lambung.
- Obat penghambat pompa proton (PPI): mengurangi produksi asam lambung.
- Alginat: membentuk lapisan pelindung di atas isi perut untuk mencegah asam lambung naik.
7. Batuk Asma

Seseorang yang sedang mengalami peradangan saluran pernapasan (asma) biasanya akan mengalami sesak napas yang disertai dengan batuk.
Cara paling tepat untuk menangani batuk asma adalah melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan obat-obatan yang sesuai.
Beberapa jenis obat-obatan yang umumnya digunakan untuk menangani batuk asma yaitu:
- Bronkodilator: membantu membuka saluran udara dan meredakan batuk.
- Kortikosteroid: mengurangi peradangan pada saluran udara.
- Kombinasi bronkodilator dan kortikosteroid: memberikan efek bronkodilator dan anti-inflamasi.
8. Radang Paru-Paru (Pneumonia)

Pneumonia merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Kasus Pneumonia terbanyak disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae (Pneumokokus), lalu Haemophilus influenzae tipe b (Hib).
Gejala Pneumonia dapat berupa batuk kering yang berubah dalam beberapa hari menjadi batuk kronis yang disertai lendir berwarna hijau atau kuning.
Pneumonia dapat ditangani dengan pemberian antibiotik. Antibiotik berfungsi untuk melawan infeksi bakteri, namun antibiotik harus dihabiskan meski kondisi sudah membaik. Selain itu, istirahat yang cukup dan minum banyak cairan dapat mencegah terjadinya dehidrasi saat pemulihan Pneumonia.
9. Penyakit Paru Obstruksi Kronik

Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh penyumbatan saluran pernapasan dan gangguan pada kantung udara di paru-paru.
Pengidap Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) akan mengalami gejala batuk berkepanjangan yang biasanya terjadi di pagi hari. Gejala yang dapat menyertai PPOK dapat berupa sesak napas, mudah lelah dan rasa sakit pada dada.
Untuk menangani PPOK, pengidap dapat mengkonsumsi obat-obatan sebagai berikut:
- Bronkodilator: membantu membuka saluran udara dan meredakan sesak napas.
- Kortikosteroid: mengurangi peradangan pada saluran udara.
- Antibiotik: mengobati infeksi paru-paru.
- Vaksinasi: mencegah infeksi paru-paru, seperti influenza dan pneumonia.
Melalui penjelasan mengenai 9 jenis batuk di atas, Gmin mengajak Anda untuk memberikan edukasi kepada pelanggan yang datang ke Apotek untuk membeli obat agar tidak lagi menyepelekan batuk.
Anda juga dapat merekomendasikan pengidap batuk segera berkonsultasi kepada tenaga medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Oleh: Fahira Azzahra
Sumber:
https://www.halodoc.com/artikel/7-jenis-batuk-yang-perlu-diketahui
https://dinkes.banjarmasinkota.go.id/2022/10/db-info-mengenal-pneumonia.