Kamu pasti tidak asing dengan istilah expired date atau tanggal kedaluwarsa. Expired date merupakan salah satu aspek paling penting dalam pengelolaan obat.
Baik kamu bekerja di Apotek, fasilitas kesehatan, maupun industri farmasi, penting bagi kamu untuk mengenai expired date untuk mengetahui bagaimana cara menjaga mutu, keamanan, dan efektivitas obat yang diberikan kepada pasien.
Artikel ini membahas apa itu expired date, fungsinya, manfaat dari penandaan masa berlaku, hingga bagaimana mengelola obat kedaluwarsa dalam praktik farmasi sehari-hari.
Apa Itu Expired Date?

Expired date adalah batas waktu yang ditetapkan produsen obat untuk menjamin kualitas, keamanan, dan efektivitas produk farmasi hingga tanggal tersebut.
Setelah melewati tanggal kedaluwarsa, obat tidak lagi dijamin stabil karena potensi penurunan kandungan zat aktif, perubahan fisik, atau kontaminasi yang dapat terjadi selama penyimpanan.
Keterangan kedaluwarsa harus dicantumkan pada setiap kemasan obat sesuai Peraturan BPOM No. 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan. Penetapan masa simpan ini didasarkan pada hasil uji stabilitas yang dilakukan produsen.
Expired date umumnya ditulis dalam format: EXP: HH/TT (bulan/tahun) atau lengkap dengan tanggal jika diperlukan.
Fungsi dan Manfaat Penandaan Expired Date
Penandaan expired date tidak hanya sekadar aturan, tetapi juga memiliki fungsi penting dalam aspek keselamatan pasien dan operasional farmasi. Berikut manfaat utamanya:
1. Menjamin Keamanan Pasien
Obat yang sudah melewati masa berlakunya berpotensi mengalami degradasi kimia, kontaminasi mikrobiologi, atau perubahan fisik yang dapat membahayakan pasien. Penandaan expired date membantu kamu memastikan obat yang diberikan tetap aman dikonsumsi.
2. Menjaga Efektivitas Terapi
Potensi zat aktif dapat menurun seiring waktu. Ketika obat sudah expired, efektivitasnya tidak dapat dijamin dan berisiko gagal memberikan efek terapi yang diharapkan.
3. Memastikan Kepatuhan Regulasi
Sistem manajemen obat wajib mematuhi standar BPOM, Permenkes, serta pedoman penyimpanan farmasi. Penandaan expired date membantu Apotek dan fasilitas kesehatan menerapkan SOP pengelolaan obat yang benar.
4. Mengoptimalkan Manajemen Stok Obat
Dengan memperhatikan expired date Apotek dapat melakukan:
- FEFO (First Expired First Out)
- Pemantauan stok mendekati kadaluarsa
- Perencanaan pengadaan obat yang lebih efisien
Hal ini sangat penting agar Apotek tidak mengalami kerugian akibat obat yang terpaksa dimusnahkan.
Risiko Obat yang Sudah Expired
Penggunaan obat kedaluwarsa merupakan pelanggaran yang dapat berdampak serius pada keselamatan pasien. Berikut risiko yang perlu kamu waspadai:
1. Penurunan Stabilitas dan Potensi
Beberapa obat seperti antibiotik, nitrogliserin, insulin, atau suspensi cair dapat menurun drastis stabilitasnya setelah masa simpan berakhir.
2. Perubahan Fisik dan Kimia
Obat dapat berubah warna, bau, kekentalan, atau membentuk endapan. Perubahan ini menandakan kualitas obat tidak lagi terjamin.
3. Risiko Toksisitas
Dalam kasus tertentu, degradasi zat aktif dapat menghasilkan senyawa berbahaya. Hal ini tentunya membahayakan pasien yang mengkonsumsi obat tersebut.
4. Ketidaktepatan Dosis
Walaupun tampak baik, obat expired mungkin memiliki potensi lebih rendah sehingga dosis efektif tidak tercapai. Hal ini dapat memperburuk kondisi pasien, terutama pada penyakit kronis, infeksi, atau kondisi kritis.
Pengelolaan Obat Expired di Apotek dan Fasilitas Kesehatan
Pengelolaan obat kedaluwarsa harus dilakukan secara sistematis sesuai pedoman farmasi dan regulasi pemerintah. Berikut langkah yang lazim diterapkan:
1. Pemantauan Masa Kedaluwarsa Secara Rutin
Kamu perlu melakukan pemeriksaan berkala pada rak penyimpanan, gudang obat, dan lemari khusus untuk memastikan tidak ada obat expired yang beredar. Sistem digital seperti software manajemen Apotek dapat sangat membantu proses ini.
Baca juga… Stok Opname Apotek: Pengertian, Tujuan, Tata Cara dan 4 Tipsnya
2. Pemisahan Obat Expired
Obat yang sudah tidak layak harus segera dipisahkan dari stok aktif. Penempatan di area isolasi (quarantine area) mencegah obat tersebut kembali digunakan secara tidak sengaja.
3. Proses Retur ke PBF atau Distributor
Beberapa obat yang mendekati masa kedaluwarsa masih bisa diretur jika memenuhi ketentuan distributor. Kamu perlu memeriksa aturan retur dari masing-masing PBF.
Baca juga… Apa Arti Retur Obat? Simak Kriteria dan Panduan-nya, Yuk!
4. Pemusnahan Obat
Sebelum dimusnahkan, obat harus dihancurkan sesuai bentuk sediaannya untuk memastikan obat tersebut tidak disalahgunakan
5. Pencatatan Administratif
Semua proses terkait obat kedaluwarsa, mulai dari deteksi hingga pemusnahan, wajib dicatat dalam laporan resmi sebagai bentuk pertanggungjawaban.
Faktor yang Mempengaruhi Expired Date Obat
Produsen menetapkan expired date berdasarkan uji stabilitas yang mempertimbangkan berbagai faktor, di antaranya:
1. Suhu Penyimpanan
Obat yang disimpan pada suhu lebih tinggi dari rekomendasi dapat mengalami degradasi lebih cepat. Beberapa produk harus disimpan dalam kulkas (2–8°C).
2. Paparan Cahaya
Paparan sinar UV dapat merusak struktur kimia obat tertentu, terutama obat dalam botol kaca atau produk fotosensitif.
3. Kelembapan
Kelembapan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada tablet, kapsul gelatin, atau sediaan kering.
4. Kemasan
Kemasan yang tidak kedap udara atau tidak sesuai standar dapat mempercepat perubahan fisik dan kimia obat.
5. Formulasi
Obat cair, suspensi, dan produk biologis cenderung memiliki masa simpan lebih pendek dibandingkan tablet atau kapsul.
Dengan memahami fungsi, risiko, serta prosedur pengelolaan masa kedaluwarsa obat, kamu dapat menjaga kualitas pelayanan di fasilitas kesehatan.
Untuk membantumu mengelola stok obat, memantau expired date, hingga menghasilkan laporan keuangan Apotek yang akurat, kamu bisa menggunakan GPOS Lite. Sistem ini membantu kamu mendeteksi obat mendekati kedaluwarsa, hingga melakukan pencatatan transaksi secara otomatis.
Dengan operasional yang lebih efisien bersama GPOS Lite, kamu bisa fokus memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi pasien.




